top of page

EQUINE DISEASE

PENYAKIT PADA KUDA YANG DISEBABKAN OLEH BAKTERI

1. Leptospirosis

Disebabkan oleh genus leptospira yang merupakan suatu mikroorganisme spirachaeta. Sumber penularan yang utama adalah melalui urin individu yang terserang. Gejala klinis yang dapat tampak yaitu ikterus atau jaundis. Pencegahan dan penanganan adalah pemberian vaksin dan antibiotik.

2. Potomac Horse Fever

Disebabkan oleh bakteri intraseluler Neorickettsia risticii. Penularan melalui vektor cacing trematoda. Gejala klinis yang tampak adalah kolik, produksi manure menurun, aborsi pada kuda bunting, dan laminitis akut. Penanganan dengan pemberian antibiotik tetrasiklin.

3. Septicemia Epizootica

Disebabkan oleh bakteri Pasteurella. Penularan melalui kontak atau makanan, minuman, dan alat-alat tercemar atau melalui saliva, kemih, dan tinja hewan terinfeksi. Gejala klinis berupa kolik, diare, kadang disertai titik-titik darah. Penanganan dengan pemberian antibiotik golongan penicilin atau penambahan vitamin B pada pakan. Pencegahan dengan memberikan vaksinasi.



PENYAKIT PADA KUDA YANG DISEBABKAN OLEH EKTOPARASIT

Surra

Merupakan penyakit parasit yang menular pada hewan dan disebabkan oleh protozoa berflagella yang tersirkulasi dalam darah secara ekstraseluler yang bernama Trypanosoma evansi. Disebarkan oleh lalat penghisap darah seperti Tabanus sp, Chrysops sp. dan Haematopota sp. Trypanosoma evansi ini berkembang didalam tubuh inang dengan cara mengambil asupan glukosa darah. Disamping itu, aktivitas Trypanosoma evansi pada darah memicu peningkatan trypanotoksin. Masa inkubasi 4-13 hari diikuti demam (temperatur lebih dari 39°C). Kuda nampak lesu dan lemah. Mula-mula selera makan menurun kemudian pulih kembali. Kepincangan sering terjadi pada kaki belakang, bahkan tidak jarang mengalami kelumpuhan pada tubuh bagian belakang. Dalam waktu yang cepat (kurang dari 2 minggu) kuda mengalami cahexia diikuti roboh dan mati. Belum ada vaksin yang diproduksi untuk mencegah penyakit surra, sedangkan obat surra yang direkomendasikan adalah suramin, isometamidium klorida, dan diminizena aceturate. Meskipun suramin diketahui paling efektif untuk mengobati trypanosomiasis, tetapi sediaan ini tidak dijumpai di Indonesia.



PENYAKIT PADA KUDA YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS

1. Western Equine Encephalitis (WEE)

Penyebarannya pada Amerika Serikat (barat) dan Kanada. Vektor penyebarnya yaitu Culex tarsalis, Aedes dorsalis, dan Culiseta melanura. Gejala klinis yang terlihat demam, mengantuk, paralisa bibir dan faring, inkoordinasi gerak, kematian pada hari ke 3-8.

2. Eastern Equine Encephalitis (EEE)

Penyebarannya pada Amerika Serikat (Timur). Vektornya yaitu Culiseta melanura. Gejala klinis yang terlihat demam, mengantuk, paralisa bibir dan faring, inkoordinasi gerak, kematian pada hari ke 3-8.

3. Venezuelan Equine Encephalitis (VEE)

Penyebarannya pada Amerika Serikat (Selatan). Vektor penyakit ini yaitu Anopheles freeborni, Mansonia indubitans, dan Aedes aegypti. Gejala klinis yang tampak foci nekrotic limpa dan kel getah bening, lesi pada viscera.

Reservoirnya yaitu rodentia kecil, burung, dan kelelawar. Pencegahan dan kontrol dapat diberikan vaksin inaktif dan pengendalian arthrtopoda. Treatment dapat dilakukan dengan jalan supportive care (rest, nutrition, fluids).

4. Equine Infectious Anemia

Gejala klinis akut ditandai dengan suhu tubuh tinggi, anemia, lemas, perut dan kaki membengkak, detak jantung tidak teratur, dan bisa mati mendadak. Subakut ditandai demam berulang, berat badan turun. Kronis ditandai dyngan demam, anemia, gejala sakit biasa. Pencegahan dan kontrol bisa diberikan vaksin “Chinese Live Attenuated EIA Vaccine”.

5. Equine Influenza

Gejala klinis yang tampak mukosa hidung merah, batuk kering, suhu tubuh tinggi (39,5°C - 41°C), konjungtivitis nasal, discharge serous. Bisa sembuh dalam waktu 2-3 minggu. Treatment yang bisa dilakukan yaitu istirahat, dan pemberian non steroid and anti inflamatory drugs (demam >41°C ). Pencegahan dan kontrol bisa diberikan vaksin inaktif, kebersihan kandang, dan isolasi kuda yang sakit.

6. Equine Viral Rhinopneumonitis

Gejala klinis yang tampak demam (38,9°C – 41,7°C), nasal discharge serosa, batuk, demam biphasik, dan bisa terjadi infeksi bakteri sekunder. Aborsi 2-12 minggu setelah infeksi. Treatment bisa dilakukan dengan supportive care dan pemberian antibiotic (bila terjadi infeksi bakteri sekunder). Pencegahan dan kontrol bisa dilakukan vaksinasi dan isolasi kuda yang sakit.

7. Rabies

Disebabkan oleh virus genus Lyssavirus yang hanya memiliki satu utas negatif RNA yang tidak bersegmen. Ditularkan melalui gigitan atau jilatan hewan perantara pada kulit yang terluka. Penanganan dan pencegahan dengan memberikan serangkaian vaksinasi untuk mencegah virus menyebar ke otak atau sumsum tulang belakang.

All images source : Google.com

Featured Posts
Recent Posts
Archive
Search By Tags
Follow Us
  • Facebook Basic Square
  • Twitter Basic Square
  • Google+ Basic Square
CONTACT

 

email: 

airlanggaequineclub@gmail.com

  • @lri7608a
ADDRESS

Airlangga Equine Club

Faculty of Veterinary Medicine

Kampus C Universitas Airlangga 

Mulyorejo, Surabaya

East Java 60115

FIND​ US
bottom of page